RENUNGAN RAMADHAN
Bulan Ramadhan bulan yang penuh dengan ampunan, rahmat dan bulan yang apabila kita melakukan satu kebaikan di dalamnya maka sama dengan berlipat-lipat kebaikan pada bulan lain. Di dalam bulan suci ini, tak luput pula rasa malas kita datang menghampiri dan memaksa kita untuk diam saja dan tak melakukan kebaikan apa pun.
Keberadaan SHAAIMIIN kini sebentar lagi memasuki petengahan Ramadhan, dimana naluri kemanusiaan mulai menggerogoti leher mereka untuk segera meneguk air segar seperti biasanya, setan-setan pun semakin girang menari di atas sumur keduniaan menanti hamba-hamba yang tak sadarkan dan tak sabarkan diri untuk mencemplongkan diri ke dalam sumur.
Ramadhan ibarat sebuah kapal yang lebih megah dari tampomas ataupun titanic, sehingga kemegahan itu membuat orang tercengang dan tergoda untuk menumpanginya. Jika awal niat sekedar turut berpartisipasi dan meramaikan pelayaran ini, maka sudah jelas di pertengahan jalan akan membosankan dan ingin segera kembali ke kampong halaman, namun jika niat itu telah kokoh maka mereka akan senantiasa menikmati keindahan perjalanan ini guna meraih tujuan mereka yaitu tiba di pelabuhan Idul Fitri dengan selamat dan menunaikan tujuan utama yaitu bersilaturahmi dengan Allah SWT guna menjadi orang-orang yang bertakwa.
Meskipun iman itu yaziid wa yangush (bertambah dan berkurang), namun orang-orang yang bertakwa mampu mengontrol grafik keimanan mereka yang telah terlatih oleh puasa di bulan Ramadhan. Sementara mereka yang hanya berpartisipasi akan kendor keimanannya dan bosan dengan perjalanan Ramadhan. Wajar saja jika Az-Zuhri rahimahullah Berkata, “Saya heran melihat kaum muslim! Kenapa mereka meninggalkan i’tikaf padahal Nabi shallallahu ‘alaihui wasallam tidak pernah meninggalkannya sejak kedatangannya ke Madinah sampai Allah menjemputnya.”
Mengapa iman kita mudah teromabang ambing dengan gelombang atau ombak yang keras menerjang kapal ramadhan? Pertanyaan ini patut kita pertanyakan pada diri kita masing-masing dan merenungkannya dengan seksama.
Hal yang utama patut diwaspadai adalah NIAT dan TUJUAN. Sudah benarkah niat dan tujuan kita berlayar bersama kapal Ramadhan? NIAT dan TUJUAN yang baik tergantung pada dua hal yang sangat asasi, yaitu; Kesucian dan Proses. Kesucian lahir dan batin adalah kunci ibadah dalam islam karena sarat mutlak suatu amalan adalah bersuci. Bagaimana kita dapat berniat dan beribadah dengan baik jika hati kita kotor, sedangkan Rasulullah bersabda:
اَلاَ إنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَة فَإِذَا صَلُحَتْ صَلُحَتْ سَائِرُ الْعَمَلِ وَإذَا فَسَدَتْ فَسَدَتْ سَائِرُ الْعَمَلِ
“sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal darah (hati), jika ia baik, maka baiklah segala amal perbuatan dan jika ia rusak maka rusaklah semua amal perbuatan” (HR.Muslim)
Jika hati kita kotor, maka niat dan ibadah yang akan kita lakukan adalah sia-sia, karena akan bermunculan berbagai macam penyakit, diantaranya, riya’ ingin pamer kepada orang lain jika kitalah yang terpintar dan teralim, kitalah yang lebih benar disbanding orang lain dalam beribadah. Dengan kata lain, kita akan semakin mencari kesalahan orang lain. Niat juga tergantung pada proses dalam mencapai tujuan
إِنَّمَا الأعْمَالُ بِالنِّيَة وَإنَّمَا لِكُلِّ امْرئٍ مَانَوَى
“Sesungguhnya setiap perbuatan disertai dengan niat dan segala sesuatu itu tergantung niatnya” (HR.Muttafaqun alaih)
Namun patut digaris bawahi, bahwa untuk mencapai tujuan haruslah sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Apakah boleh kita menyumbangkan uang untuk pembangunan mesjid, tapi uang yang kita peroleh adalah hasil rampokan? Apakah boleh kita berniat untuk member sadakah dan zakat kepada janda-janda dengan mendatangi rumah bordil? Tentulah hal ini tidak diperbolehkan, karena untuk mendapatkan out put yang bermutu tidak akan lepas dari input dan proses.
Jika kebosanan telah datang menghampiri diri, maka perbanyaklah mengoreksi dan mencoba untuk memperbaiki. Selagi kapal Ramadhan belum samapi pada tujuan pelayarannya, masih ada kesempatan bagi kita untuk lebih mengazamkan niat dan memperbaiki proses dalam pelayaran ini. Aamiin.
0 Response to "RENUNGAN RAMADHAN"
Posting Komentar